Sabtu, 14 Mei 2016



Oleh: Denny Siregar

Sejak awal pilpres 2014, saya sudah sangat yakin bahwa pilpres ini termasuk pemilu berbahaya yang pernah diadakan di Indonesia.

Pilpres 2014 adalah pertarungan terbuka yang melibatkan lobbi-lobbi internasional dari dua kubu beaar Negara-negara yang bertikai di Suriah. Prabowo dengan adiknya Hasyim berada di kubu gabungan antara negara arab dan Amerika beaerta Eropa. Sedangkan Jokowi mengarahkan pandangannya ke arah China, Iran dan Rusia.

Momen terberat adalah ketika Demokrat mengambil sikap licik dengan berkata netral, tetapi sesungguhnya sedang membuka kertas pemisah dua ikan cupang yang siap beradu. Untungnya NU tidak kalah sigapnya dengan menyebarkan dukungan kepada kedua kubu untuk meredam bentturan keras yang mungkin terjadi.

Dan… entah keajaiban apa yang membuat Jokowi menang, mengingat negara kita dikuasai penuh oleh perompak berbaju kapitalisme. Bisa dibilang itu sebuah keajaban mengingat siapa sih sebenarnya Jokowi, yang mampu menggerakkan langkah-langkah kaki mereka yang biasanya berat menuju kotak suara, sekarang bahkan di luar negeri pun, rela antre untuk memberikan suaranya?

Begitu Jokowi memimpin, perang pun digelarlah!

Panglima laut Menteri Susi langsung membangkrutkan sejumlah besar perusahaan-perusahaan ikan di Negara-negara yang banyak bergantung pada hasil ikan Indonesia. Susi menyelamatkan harta negara lebih dari 120 triliun per tahun dari pencurian ikan. Wajar saja ketika ia sempat di isukan menolak uang suap supaya mumdur sebeaar 5 triliun rupiah. Thailand merana. Malaysia meringis perih. Jepang kelabakan. Perang besar yang dilakukan Menteri Susi hanya bisa dilakukan oleh orang yang punya integritas tinggi dan sudah selesai dengan dirinya sendiri

Srikandi Menlu Retno langsung merancang gerakan perlawanan terhadap kemunafikan megara arab dalam “membela” Palestina. Pelantikan konsul di Ramallah yang dihalang-halangi Israel, menunjukkan Indonesia sulit diremehkan. Belum lagi kemesraan Indonesia-Iran dalam menggalang dukungan untuk mengembalikan pengelolaan Kabah dari tangan Arab Saudi ke tangan Organisasi Kerjasama Islam atau OKI.

Pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia menunjukkan dimana posisi kita berada. Itu sama saja menampar Amerika secara langsung. Udara kita di sterilkan dari pesawat asing dengan perintah tembak di tempat siapapun yang melanggar.

Pelabuhan terbesar sedang dibangun untuk melawan pelabuhan tersibuk di ASEAN, milik Singapura. Ketika waktu bongkar muat sudah setara efisiennya dengan Singapura, maka goyahlah perekonomian negara itu. Belum lagi ketika UU tax amnesty keluar yang akan menyerap ribuan triliuan rupiah dana yang di parkir di luar negeri masuk ke Indonesia. Singapura bulak balik harus ke on clinic untuk memeriksakan kesulitannya ereksinya.

Kenapa? Karena ketika itu semua di miliki Indonesia, peta penguasaan ekonomi ASEAN bahkan sampai Asia Pasifik akan berada di tangan Indonesia, sekian tahun ke depan. Singapura akan tenggelam. Dan ini PBB yang bilang.

Begitu banyak perang yang dilakukan pemerintah sekarang dalam membelokkan kapal besar ini kembali ke arah yang benar sesudah sekian lama di lumpuh kan.

Apakah kebangkitan ini tanpa resiko? Tentu beresiko besar-lah!

Indonesia akan terus di lumpuhkan dengan isu-isu sektarian melalui dana-dana yang disalurkan melalui Pesantren-pesantren, masjid-masjid sampai ormas-ormas. Dibuatlah terus supaya kita ini ribut ma saudara, supaya kita berantem dan lemah kehabisan tenaga. Dengam begitu kita sulit fokus memajukan negara. LSM-LSM di gaji tinggi, pakar-pakar politik dan ekonomi di wawancara untuk memberikan informasi yang menyesatkan dan melemahkan mental.

Siapa yang bermain disana? Ya Negara-negara yang kepentingannya terganggu mulai dari Singapura sampai Saudi, dimana di baliknya ada Amerika dan sohib-sohibnya.

Jadi kenapa saya bilang bahwa Jokowi itu gila? Karena ini perang besar dengan resiko sangat besar. Indonesia melawan banyak negara. Seperti singa terluka yang dikelilingi segerombolan serigala dalam pertarungan yang tidak seimbang, tapi toh masih bisa bertahan.

Jokowi bisa saja berlaku seperti sang mantan dengan pencitraan yang memuakkan berbie dalam memimpin. Yang penting semua tenang, nyaman dan gemuk-gemuk Anehnya, Jokowi malah memilih bertarung dengan ganas sehingga lawan-pun segan padanya.

Jadi, apa yang membuat saya harus tidak mengangkat secangkir kopi untuknya? Sudah berapa lawan yang ia jungkalkan selama periode setahun lebih ia memimpin? Buset, cuma dalam setahun lebih?

Jokowi bisa bernafas sedikit lega karena fokus serangan sekarang sudah banyak beralih ke Ahok Ahok memang pengalih perhatian yang bagus. Ia bergerak dengan gayanya, supaya para serigala lapar itu fokus kepadanya, tidak fokus kepada Jokowi .

Jokowi itu memang gila!

Segila saya yang sejak awal menulis langkah-langkahnya, mengamatinya, merangkumnya, mencoba menyampaikan pesan-pesan tersembunyinya.

Karena Jokowi gila, saya juga ikutan gila.. saya baru percaya betapa gilanya kakek-kakek kita dulu berjuang melawan Belanda, Jepang dan sekutu dengan senjata seadanya. Saya menjadi percaya kisah bambu runcing itu… Seruputt dulu ben gila sekalian..


0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks