Minggu, 20 Desember 2015

Oleh: Ahmed Zain Oul Mottaqin 

JANGAN UJI KESABARAN RUSIA! RUSIA SANGAT SIAP PERANG.

Vladimir Putin 

Mau tahu kenapa Rusia begitu percaya diri dalam konflik Suriah? Jelas karena Rusia memiliki para pakar militer yang tahu persis mengestimasi kekuatan lawan-lawan mereka disana. Siapa itu ISIS? Siapa itu Al Nushra, FSA dll? Siapa itu NATO? Siapa itu Trio Saudi-Turki-Qatar? Bahkan siapa itu USA? Tak ada yang tersembunyi dari pandangan para pakar militer Rusia mengenai kekuatan mereka.

Rusia percaya diri bukan asal percaya diri. Mereka tahu kekuatan koalisi lawan, dan dia tahu kekuatan dirinya. Siapa yang mampu menggoyahkan posisi Rusia di Suriah?

Sejak dipasangnya S-400 di Latakia Utara, tak sekalipun kini ada pesawat Turki yang berani melewati batas udara Suriah.

Sebagaimana yang dikatakan Putin dalam konferensi Pers tahunan di Moskow kemarin seperti, dikutip Russia Times ia berkata "Sebelumnya jet-jet Turki biasa melanggar wilayah udara Suriah. Tapi sejak keberadaan S-400 disana, tak sekalipun pesawat Turki menampakkan batang hidungnya. S-400 sudah bersiaga disana, mari persilahkan pesawat-pesawat itu terbang melintasi Suriah." Lihat bagaimana seorang Vladimir Putin yang kalimat-kalimatnya selalu terukur menjadikan Turki sebagai bahan lelucon.

Bisa dikatakan Rusia adalah kekuatan yang paling siap andai terjadi Perang besar di Suriah, terserah anda mau menyebutnya Perang Dunia, Malhamah al Kubra atau apalah. Terbukti baru beberapa bulan Rusia menerjunkan se-"ujung jari" nya di Suriah, para musuh sudah ketar-ketir.

Senator AS John Kerry yang 5 tahun terakhir begitu menggebu-gebu menyerukan penggulingan Assad kini dalam lobby terakhir-nya ke Moskow harus "menyerah" dan tunduk terhadap sikap teguh Vladimir Putin dan berkata "Okey, Assad boleh stay dan menjadi bagian dari penyelesaian Suriah."

Sama seperti Turki yang pada 24 November kemarin sampai "salah langkah" menembak jatuh Jet "murah" SU-24 Rusia yang membuatnya harus menerima konsekuensi mahal, yaitu sanksi ekonomi dari Rusia yang membuatnya sekarang kelabakan mencari alternatif gas alam dari Israel.

Belum lagi jika kita melihat nasib ISIS di Suriah yang kekuatan serta personelnya menurun drastis di Suriah akibat gempuran 'Papa Bear', infrastrukstur minyak hancur, income dari perdagangan minyak dengan Turki dicabik-cabik dan ribuan militannya kabur, membuat para pengamat memperkirakan umur ISIS hanya tersisa dalam hitungan bulan.

OKE SEJAUH APA KEKUATAN RUSIA?

Mari simak pemaparan gw berikut dari apa yang gw baca dari Russia Insider dan Pepe Escobar mengenai kekuatan Rusia yang "terlihat" sejauh ini. Ini belum termasuk kekuatan militer yang "disembunyikan". Mungkin ini akan membuat bulu kuduk NATO, Saudi, Qatar bahkan USA merinding mendengarnya.

Pentagon sudah sejak lama mewaspadai jika kesabaran Rusia akan mencapai batasnya jika terus-terusan diprovokasi oleh orang seperti Erdogan.

Jika mau, Rusia dapat dengan mudah menggunakan sistem persenjataan SS-18 yang NATO sendiri menamainya dengan kode "SATAN" atau "Setan" dalam bahasa Indonesia. Setiap "Setan" membawa 10 hulu ledak nuklir dengan setiap kepalanya memiliki kekuatan daya ledak 750 sampai 1000 Kilotons, cukup untuk menghancur leburkan negara bagian New York dalam sekejap.

Juga ada Topol M ICBM yang merupakan misil tercepat di dunia yang kecepatannya mencapai 21 Mach (16.000 mil/jam). Untuk melawannya, belum ada satupun sistem pertahanan udara yang mampu menghentikannya baik milik USA maupun NATO sekalipun. Jika Misil ini diluncurkan dari Moskow, maka ia akan menghajar New York hanya dalam 18 menit dan Los Angeles dalam 22.8 menit.

Tak heran jika Ketua Agency Jurnalis Rusia Dmitry Konstantinovich Kiselyov pernah berkata "Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang secara realistis mampu mengubah USA menjadi debu radioaktif."

Mari bicara kemampuan Kapal Selam. Kapal selam Rusia sebagaimana China mampu meluncurkan misil-misil jelajah dari dalam laut lepas dan menghajar target-target di sepanjang garis pantai hanya dalam semenit. Sebagai contoh, kapal selam China pernah muncul tiba-tiba di dekat Kapal Induk USA tanpa terdeteksi, dan Kapal Selam Rusia pun mampu melakukan hal yang sama.

Belum lagi jika berbicara tentang sistem pertahanan udara S-500 yang dalam waktu dekat akan diluncurkan, sistem ini mampu menyegel langit Rusia dari misil-misil ICBM dan rudal-rudal jelajah termutakhir model apapun yang dimiliki USA dan NATO. (Moskow hanya mengakui bahwa S-500 akan dioperasikan pada 2016, namun faktanya S-400 akan segera dikirim ke China yang mengindikasikan S-500 sebenarnya sudah beroperasi).

Kehadiran S-500 ini membuat Misil-misil Patriot yang dibanggakan USA hanya seperti "panah" melawan senapan Kalashnikov. Ini yang membuat mantan penasihat AL USA berkata seluruh sistem pertahanan misil milik USA tak ada harganya.

Rusia juga memiliki pesawat-pesawat Bomber Supersonic Tupolev Tu-160s. Mereka mampu take-off dari pangkalan udara di jantung Rusia, terbang mengelilingi Kutub Utara, meluncurkan misil jelajah nuklir dari jarak yang aman di atas Atlantik, dan pulang ke rumah untuk menyaksikan semua kehancurannya dari TV.

Pesawat ini sendiri sudah terbukti kemampuan jelajahnya, karena untuk mencapai Suriah, Turki tidak mengizinkan Tupolev menggunakan wilayah udaranya untuk mengebom basis-basis ISIS sehingga mereka harus terbang mengelilingi Eropa melintasi wilayah udara Internasional untuk mencapai Suriah (sekaligus unjuk kekuatan di hadapan negara-negara NATO).

Sekarang, mari kita bicara tentang Misil-misil serang Iskander Rusia yang mampu melesat dengan kecepatan tujuh kali kecepatan suara dengan jangkauan tembak 400 km.

NATO mungkin mampu memukul misil-misil Iskander ini. Tapi selanjutnya mereka harus menghadapi S-400 atau (yang lebih buruk lagi) S-500, dimana Rusia mampu menempatkannya berlapis-lapis di zona perang manapun. Contohnya jika S-400 ditempatkan di Kaliningrad, maka itu akan segera melumpuhkan seluruh operasi udara NATO di seluruh Eropa.

Ini hanya sebagian kemampuan militer Rusia yang "terlihat" yang membuat negara manapun harus berpikir seribu kali untuk macam-macam dengan Rusia, sehingga membuat Barat dan Monarki-monarki Arab petrodollar harus berulangkali mengubah "metode pendekatan"-nya di Suriah.

Negara-negara itu harus tahu Rusia punya batas kesabaran. Bayangkan jika batas kesabaran ini terus diuji dan akhirnya habis, hanya cukup sebuah komando dari Panglima Tertinggi Vladimir Putin maka kedigdayaan Barat hanya tinggal cerita.

Oke Erdogan dan NATO, apa kalian masih ingin pergi berperang?

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks