Raja Arab Saudi Abdullah (kiri) berjabat tangan mesra dan sangat lama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton
Menlu Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton bersalaman dengan Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, dengan hangat dan sangat lama dalam sebuah pertemuan saat berkunjung di Riyadh Arab Saudi.
Aksi bersalaman itu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak karena Abdullah merupakan raja di negara yang menganut paham Wahabi yang sangat konservatif dan jumud dalam menjalankan ajaran Islam. Hukum Islam secara umum melarang bersalaman antara pria dan wanita yang bukan muhrim dan memiliki ikatan persaudaraan sedarah. Namun, hukum kerap diabaikan dan tidak berlaku untuk keluarga kerajaan Wahabi itu.
Raja Abdullah bukan hanya bersalaman dengan Hillary, tetapi dia juga minum khamr (minuman keras) dengan presiden AS George Bush serta seluruh perwakilan AS dan tamu undangan dalam pertemuan itu.
Hillary tidak mengenakan kerudung untuk menutupi rambutnya ketika berkunjung ke Riyadh. Dan tidak tunduk untuk mengikutinya.
Terkait isi pertemuan antara Delegasi AS dengan Raja Abdullah, mereka membahas peningkatan hubungan dan kerja sama keamanan. Raja Abdullah juga meminta penegasan AS agar tidak mengizinkan Teheran untuk memiliki senjata nuklir dan Raja Abdullah juga meminta pada Amerika agar memperkuat posisi Israel di timur tengah.
Lihat VIDEO
Pantas saja teroris ISIS banyak memperoleh senjata canggih dari Amerika dan Saudi.. orang-orang munafik mengaku jadi penjaga dua tanah suci. Yang benar perampok tanah suci
BalasHapusRaja Wahabi Saudi adalah binatang, pembantai umat islam di Yaman, Suriah ,Palestina dan Irak
BalasHapus