Rabu, 18 November 2015

Oleh: Dina Y Sulaeman

Ada yang inbox ke saya, menyatakan bahwa mujahidin bukan ISIS. Sepertinya, memang masih banyak yang bingung, apa beda ISIS dengan yang lain. Secara singkat, ceritanya begini. Ada banyak kelompok ‘jihad’ di Suriah, dengan banyak nama. 



Pada tanggal 20 November 2012, mereka mendeklarasikanBrigade Koalisi Pendukung Khilafah (beranggotakan Jabhah Al Nusrah, Ahrar Al Sham Kataeb, Liwaa al tawhiid, dll). Yang paling ‘besar’ adalah Jabhah Al Nusra (JN), yang berafiliasi dengan Hizbut Tahrir. Ini bisa dilihat dari tulisan-tulisan pro JN di web-web HT. Sementara itu, media-media yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin mengambil posisi sebagai pendukung Free Syrian Army (yang mereka sebut ‘mujahidin’ juga). Para komandan tinggi FSA bermarkas di Turki dan dari sanalah mereka berusaha mengendalikan pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Suriah.

Kedua pihak ini (IM dan HT) seolah berbeda, tapi sebenarnya akar ideologinya sama: takfirisme/wahabisme. Bisa dipastikan, bilapun Assad tumbang, mereka sulit disatukan. HT dan afiliasinya mendambakan berdirinya khilafah di Suriah yang secara tegas menolak demokrasi, sementara IM seolah lebih ‘moderat’, antara lain terlihat dari kesediaannya bergabung dalam koalisi bentukan Barat (SNC). Sekarang pun, di antara kelompok-kelompok jihadis sudah saling mengkafirkan dan saling bantai.

JN berafiliasi dengan Al Qaida. Banyak jihadis JN yang berasal dari jaringan Al Qaida pimpinan Abu Mus’ab al-Zarqawi, yang dibangun tahun 2002, menyusul kepulangan Zarqawi dari Afganistan. Pejuang jihad Suriah yang bertempur bersama Al-Zarqawi di Herat (Afghanistan) pada tahun 2000 membangun cabang jaringan ini di Suriah dan Lebanon; Al-Zarqawi yang mengontrolnya dari Irak. Pasukan jihad Suriah ini membangun semacam tempat persinggahan bagi para jihadis dari berbagai negara yang akan masuk ke Irak. Selama masa ini pula, mereka menjadi saluran utama distribusi dana bantuan yang digalang para jihadis di negara-negara Arab dan Teluk. 

Salah satu anggota jaringan ini bernama Abu Mohammad al-Julani yang kemudian mendirikan Jabhah Al Nusrah. Ketika ‘revolusi’ Suriah dimulai, jihadis dari Irak juga diperbantukan ke Suriah. Koneksi antara JN dan Al Qaeda semakin terlihat nyata ketika pada tanggal 7 April 2013 pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, merilis video berisi seruannya agar para mujahidin bersatu untuk berjihad mendirikan sebuah negara Islam di Irak dan Suriah. Dua hari kemudian, Abu Bakr al-Baghdadi merilis pengumuman dibentuknya satu pemerintahan Islam yang meliputi wilayah Suriah dan Irak (ISIS). Al-Julani kemudian menjawab pengumuman ini dengan merilis video berisi rekaman suaranya, yang intinya, menolak bergabung dengan ISIS. 

Bagaimana dengan FSA? Mustafa al-Sheikh (Ketua Dewan Tinggi Militer FSA) saat diwawancarai The Guardian (2012) mengatakan, “Mereka (Al Qaida) adalah kelompok garis keras yang berbeda. Kami tidak berhubungan dengan mereka tetapi kami tidak berkeberatan dengan aksi mereka di manapun di Suriah.” (tapi ada juga video yang memperlihatkan FSA mengibarkan bendera Al Qaida setelah memenggal kepala 7 warga sipil).

Nah jelas kan? Mereka semua setali tiga uang. Meski beda nama, gaya ‘berjuang’ mereka sama saja: memenggal kepala. 

Sekarang, muncul pertanyaan dalam diri saya, kenapa sih kok style-nya sama: memenggal kepala? Saya kebetulan baru nemu buku yang diterbitkan Hizbuttahrir berjudul “Struktur Negara Khilafah”. Di situ tercantum: “Dalam Riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: Siapa saja yang telah membaiat seorang imam/khalifah, lalu ia telah memberikan kepadanya genggapan tangannya dan buah hatinya, maka hendaklah ia menaatinya dengan kemampuannya. Kemudian jika datang orang lain yang hendak merebut kekuasaannya, maka penggallah orang itu.”

Saya bukan ahli agama jadi tidak bisa memverifikasi hadis. Mungkin rekan-rekan yang ahli agama bisa menjawab: apakah hadis ini sahih? Kalau tidak sahih, case close. Tapi, bila hadis ini sahih, apakah boleh dimaknai harfiah? Terus-terang saya menolak percaya bahwa Rasulullah yang saya cintai tega memerintahkan memenggal kepala sesama muslim hanya karena kekuasaan. Apalagi, mengingat banyaknya simpatisan HT dan IM di Indonesia, saya sungguh ngeri memikirkan kalau kelak mereka angkat senjata seperti di Suriah.

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks