Selasa, 22 Desember 2015

 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) paling anti memberi bantuan sosial secara tunai. Tradisi itu dilakoninya sejak terjun ke dunia politik. Begini alasan Ahok.

“Saya tidak suka bantuan sosial (yang tunai dibagi ke masyarakat). Sejak berpolitik, saya tidak pernah bagi-bagi sembako, bagi-bagi baju, bagi-bagi bakti sosial, saya paling anti,” kata Ahok dalam sambutan penyerahan beasiswa dari Yayasan Beasiswa Jakarta kepada siswa dan mahasiswa di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (2/12/2015).
Bantuan sosial yang dimaksud Ahok adalah bantuan yang bermuatan politik transaksional. Masyarakat yang diberi bantuan harus mendukung tokoh yang memberi bantuan dalam perpolitikan.
Padahal, hak untuk hidup layak, hak untuk mendapat pendidikan, dan hak mendapat layanan kesehatan merupakan hak masyarakat. Hak itu tak perlu disebut sebagai bantuan, karena memang sudah seharusnya masyarakat mendapatkannya.
“Itu adalah hak Anda untuk kuliah, hak anda untuk lulus. Makanya sila ke-5 Pancasila bukan ‘Bantuan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’. Tapi ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’,” kata Ahok di hadapan ratusan penerima beasiswa dari yayasan yang dipimpin mantan gubernur DKI Sutiyoso itu.
Karena sudah menjadi hak masyarakat untuk hidup layak, maka seorang pemimpin daerah wajib merealisasikan hidup layak itu. Dalam konteks pendidikan, Jakarta punya Kartu Jakarta Pintar (KJP).
“Anda mengkafirkan saya pun, Anda tetap berhak mendapat KJP. Itu baru namanya keadilan sosial. Kalau bantuan sosial, beda. Anda saya kasih bantuan, tapi anda harus pilih saya ya,” kata Ahok.[Islam NKRI] 

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks