Jumat, 04 Desember 2015

Suriah, di era sebelum meletus perang seperti saat ini, adalah negeri yang damai dan indah. Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Damaskus, Saief Alemdar menjelaskan, bahwa dulu, keadaan kota-kota yang dulu aman sejahtera penuh dengan aktivitas warga.

Kunjungan Mufti Suriah Ke Banda Aceh 

“Dulu, sebelum ada pemberontak, perjalanan paling indah adalah naik bus dari Damaskus ke Aleppo melewati Homs dan Hama. Semuanya ditempuh (hanya) 5 jam, dan pastinya singgah di Danau Ashi, menikmati makanan Homs,” demikian tulisnya. Selama ribuan tahun, negeri itu menjadi tuan rumah untuk berbagai macam bangsa: Babilonia, Asiria, Het, Yunani, Romawi, Sasania, Persia, dan tentu saja, bangsaArab.

Berbagai kotapun menjadi simbol kebudayaan yang tinggi.  Fashion show, pasar yang ramai, turis,  resor, arsitektur kuno dan bahkan kasino telah menjadikan Suriah sebagai salah satu tempat paling indah di dunia. Mengapa akhirnya Suriah terjebak ke dalam perang dan negeri yang semula indah ini hancur berantakan?  Apakah benar itu karena kelaliman pemerintahan Presiden Bashar Assad?

Mufti Suriah Syeikh Adnan al Fayouni membantah tuduhan ini. "Itu fitnah, Suriah adalah negeri yang damai kami hidup dalam kedamaian dan penuh persaudaraan. Hingga datangnya ISIS ke Suriah bahkan kami tidak tahu mereka datang tiba-tiba. Memang benar disana ada kelompok anti pemerintah [*yang selalu ingin mendirikan khilafah], tetapi itu hanya kelompok kecil dan tidak berdampak apapun terhadap pemerintahan.

Di Suriah sunni dan syiah hidup damai, dan anda tidak perlu khawatir Ahlussunnah tetap akan berdiri tegak di bumi Suriah,” demikian dengan tegas Syeh Adnan alFayouni menjelaskan. 

Lebih jauh sang mufti menjelaskan, “Hingga akhirnya ISIS datang merusak negeri kami. Jika kita ingin memahami ISIS, maka kenalilah perbuatannya yang selalu menyerang umat Islam. Tak ada ciri Islam melekat pada mereka. Rasulullah saja dulu bermuamalah sangat baik dengan lawan-lawannya, walaupun sudah banyak rasa sakit yang dialaminya. Apalagi dengan umat Islam saat ahlu Mekkah, saat pembebasan Kota Mekkah. Jadi, tetap tidak dibenarkan dengan kekerasan, seperti yang dilakukan ISIS saat ini.”

Apa yang terjadi di Suriah benar-benar layak menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.  Radikalisme beragama, yang mengejawantah menjadi hasrat menjalankan terorisme atas nama Tuhan, adalah ancaman bagi sebuah bangsa.  Sejak dini ancaman ini perlu ditangkal.  Issue-issue yang mempertentangkan kelompok sosial keagamaan seperti Sunni-Syiah perlu ditangani agar tidak melebar.  Negeri yang indah ini harus dijaga sedemikian rupa agar tidak luluh lantak seperti Suriah.

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks