Jumat, 01 Januari 2016

Associated Pers melaporkan bahwa Menteri Perminyakan Iran dan Rusia sepakat akan meningkatkan produksi minyak mereka sampai 1 juta barel per hari, bahkan lebih dari itu untuk membanjiri pasar minyak dunia dan membuat erosi harga per barel di bawah $ 30 yang akan menenggelamkan Saudi dan pembalasan Rusia dan Iran terhadap pasar global dengan memompa jutaan barel per hari.


Saudi adalah biangkerok penurunan harga minyak per barel hingga menyentu di bawah $ 45 hingga Saudi menanggung kerugian $ 250 miliar. Namun, Rusia dan Iran akan membuat harga minyak sama dengan harga air, tentu ini dimaksudkan untuk membendung pesta senjata Arab Saudi dengan mengalokasikan jutaan dolarnya untuk perang di Yaman, Suriah dan Irak.

Arab Saudi percaya bahwa minyak adalah senjatanya guna menghancurkan perekonomian negara-negara lainny. Hasil minyak adalah modal Saudi yang digunakan sebagai senjata untuk kepentingan politik, dan pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri.

Rusia dan Iran akan bangkit mengakhiri pemerasan Saudi, dengan menjadikan harga minyak layaknya kotoran dan sampah. Tentu ini ditujukan untuk memberikan pelajaran kepada Saudi arti blokade, krisis, dan kondisi sulit. Sementara Rusia dan Iran telah berhasil melewati masa-masa selama bertahun-tahun.

Rusia dan Iran sedang mempersiapkan diri dengan baik untuk melawan pemerasan Saudi. Kita akan melihat apakah Arab Saudi siap melihat negara-negara membeli minyak seperti harga air atau tanah dalam waktu yang lama sampai dunia melihat Saudi sebagai pencundang terbesar.

Meskipun Riyadh mengklaim memiliki cadangan keuangan di kisaran $ 700 miliar, namun apakah mereka mampu me-ninabobo-kan rakyatnya, dan menekan defisit anggaran yang diperkirakan $ 170 milyar tahun untuk tahun ini saja.

Tentu tidak hanya berakhir sampai disini, lebih dari itu anjloknya harga minyak akan memaksa Saudi menjual surat-surat berharga dan meminjam dari bank-bank swasta, bahkan IMF sekalipun. Tentu Saudi juga akan mempertimbangkan pemberlakuan pajak atas warga negaranya, penghapusan subsidi bahan dasar, terutama bahan bakar yang nilainya mencapai $ 56 milyar per tahun.
Dengan demikian lonceng krisis ekonomi akan mulai menyelimuti perekonomian Saudi. Angka kemiskinan semakin melonjak, naiknya angka pengangguran, naiknya harga bahan pokok dan lain-lain. Semua ini tentu akan mempengaruhi stabilitas keamanan dalam negeri, dan mendorong selangkah menuju kehancuran monarki Saudi.

Pengamat menilai jika strategi ini berhasil, maka akan mengakhiri era harga minyak dalam dolar, dan berakhirnya kendali AS atas ekonomi dunia serta kegagalan aliansi kotor diantara mereka. (ARN/Mepanorama)

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks