Selasa, 17 November 2015

oleh: Muhsin Labib

Jumat terakhir Ramadhan adalah hari monumental. Itulah hari yang telah disahkan oleh Imam Khomeini sebagai Hari Internasional Quds. Beliau menyeruakan umat Islam dan seluruh pecinta keadilan untuk turun ke jalan meneriakkan yel-yel anti Zionisme dan sekutunya serta memekikkan dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina menghadapi Zionisme yang didukung secara terang-terangan oleh Amerika dan Barat dan didukung secara diam-diam oleh rezim-rezim sekutu AS di Timur Tengah dan Dunia.


 Banyak orang, bahkan dari kalangan Muslim yang tidak akrab dengan Yaumul Quds. Aksi demo Yaumul Quds memiliki banyak dimensi, antara lain:

 Dimensi Ideologis 
 Secara hierarkis, mematuhi perintah faqih merupakan bagian dari kesadaran teologis (aqidah). Aqidah sebagai sesuatu yang abstrak hanya bias diwujudkan dalam bentuk aksi dan tindakan nyata. Selain merupakan pola pengamalan aqidah, melakukan aksi demo anti Zionisme bias dianggap sebagai salah satu cara mendeklarasikan baraah terhadap Thaghut, kaum mustakbirin dan kezaliman.

Dimensi Mistik 
 Berjalan sambil meneriakaan yel-yel anti zionisme dan kezaliman global di tengah ketidakpedulian adalah pengukuhan taubat dan tazkiyatunnafs seklaigus upaya menyadarkan diri untuk tidak menjadi zalim. Menangkal sinar panas surya, dan menerjang asap dan debu dalam keadaan puasa adalah momentum mengajarkan diri untuk merasakan manisnya kezuhudan, kesahajaan dan syahadah.

Dimensi Fikih 
 Sebagai penentu hukum wila’i, maka perintah Wali Amril Muslimin untuk melakukan aksi anti Zionisme pada setiap Jumat terakhir Ramadhan tidak biss dipisahkan dari ritual puasa. Salah satu dimensi puasa yang paripurna adalah berbagi dengan para mustadhafin.

 Dimensi Nasionalisme dan Konstitusi 
 Sebagai bangsa yang mendukung kemerdekaan setiap bangsa yang terjajah dan Negara penggagas Konferensi Asia Afrika (GNB), aksi damai menentang pendudukan Palestina merupakan wujud nasionalisme yang tertuang dalam UUD 45. Cinta Tanah Air harus diaplikasikan dalam bentuk dukungan nayata untuk bangsa-bangsa tertindah. Bangsa Palestina adalah satu-atunya anggota GNB yang belum merdeka.

 Dimensi Kemanusiaan 
 Ia juga merupakan isu kemanusiaan karena diiringi oleh perilaku rasialis Zionis yang membunuh sesama manusia hanya karena berbeda agama, merampas tanah dan kebebasannya melalui pembantaian massal paling sadis, membunuh anak kecil dan perempuan, merobohkan rumah, merampas harta benda dan mengusir penduduknya dari kampung halaman mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks