Minggu, 06 Desember 2015

Kekhawatiran organisasi masyarakat (ormas), menteri agama, dan pimpinan di parlemen terhadap penyebaran paham radikal yang diusung ISIS memang tidak berlebihan. Pengamat terorisme di Indonesia Sydney Jones mengungkapkan, Indonesia menghadapi bahaya laten akibat adanya kemungkinan WNI yang kini bergabung dengan ISIS kembali ke Indonesia. Dengan bekal ideologi, keterampilan militer, dan koneksi ke pasar gelap persenjataan, orang-orang tersebut bisa menjadi ”bom waktu” di Indonesia.


”Kalau dilihat, sampai saat ini teroris di Indonesia masih dalam tingkat amatir. Tapi, di sana pasti mereka mendapatkan banyak ilmu. Istilahnya, mereka itu kuliah S-3 terorisme. Kalau kembali, pastinya sangat berbahaya,” jelas Jones saat ditemui di kantor Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) di Jakarta kemarin (14/3).

Jones menyebutkan ada lima macam motivasi WNI yang bergabung ke Syria, khususnya dalam ISIS.


  • Pertama, keinginan untuk ikut serta dalam perang akhir zaman seperti yang dijanjikan di sebuah hadis. Banyak simpatisan seluruh dunia yang melihat konflik Syria itu sebagai tahap awal perang besar yang disebut AlMalhamah Kubro. .

  • Kedua, lanjut Jones, kemudahan Syria sebagai negara tempat jihad. Menurut dia, banyak WNI dengan usia 20-an tahun yang mencoba mencari tantangan dengan berjihad. Namun, Syria lebih mudah diakses daripada lokasi jihad lain seperti Pakistan, Afghanistan, atau Somalia. ”Itu diperkuat dengan motivasi. 

  • Ketiga, Yakni, sejak khilafah diumumkan pada Juni 2014, dan memang sudah menguasai wilayah, banyak orang yang penasaran untuk menjadi warga dari negara yang murni Islam. Mereka ingin menjadi bagian dari pemerintah Islam global ini,” ungkapnya.

  • Keempat , langkah WNI yang berniat bergabung dengan ISIS tak semudah yang dikira. Terdapat proses seleksi terhadap simpatisan. ”Ada tiga akses di Indonesia untuk pergi ke Syria. Pertama, lewat pengikut Amman Abdurraham yang sekarang ada di ISIS. Kedua, lewat jaringan Jamaah Islamiyah (JI) untuk ke Jabhat al-Nusra. Yang lainnya ada di tangan orang-orang salafi. 

  • Kelima, Seseorang harus mendapatkan rekomendasi dari tiga komunitas ini jika ingin bergabung di Syria. Bahkan, kabarnya ada daftar tunggu bagi mereka yang ingin berangkat,” bebernya.


Terkait jumlah WNI yang sudah bergabung ke ISIS, Jones mengaku lebih percaya dengan data Densus 88 yang mengidentifikasi 127 WNI di Syria. ”Tidak boleh sembarangan hitung tanpa identifikasi karena juga ada relawan yang tak ikut milisi,” imbuhnya.

Lalu, bagaimana mencegah WNI yang ingin bergabung ke ISIS? Untuk jangka pendek, Jones mengusulkan agar pemerintah mengambil tolok ukur yang ekstrem. Salah satunya, meminta Presiden Jokowi membuat perppu yang melarang orang ke Syria.

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks