Oleh: Dina Y Soelaiman
hari Kamis yang lalu saya diwawancarai IRIB Indonesia soal surat Ayatullah Khamenei (Leader Iran pasca Khomeini) kepada para pemuda Eropa. Suratnya bisa digoogling saja, ada terjemahan Inggris dan Indonesia. Sayang yg menyebarkan surat itu di twitter akunnya malah diban oleh twitter (tanya kenapa?).
Saya bilang dalam wawancara itu, di surat pertama (Januari 2015, pasca teror terhadap redaktur Charlie Hebdo) Khamenei meminta kepada para pemuda Eropa agar mempelajari Islam dari sumber-sumber yang valid agar tidak terjebak dalam Islamophobia. Di surat kedua (pasca teror Paris bulan November), Khamenei memetakan masalah terorisme di dunia, agar para pemuda Eropa bisa menyikapinya dengan tepat. Poin-poinnya antara lain:
Meskipun surat ini ditujukan kepada pemuda Eropa, saya pikir pas juga untuk kita orang Indonesia, terutama karena akhir-akhir ini sebagian terlihat sangat anti-Islam dan sebagian lagi malah tergila-gila pada paham teror, Untungnya masih banyak Muslim moderat yang gigih menyebarluaskan Islam yang welas asih, meski suaranya masih sayup-sayup (karena suara tetangga sebelah jauh lebih berisik). Jangan menyerah, kawan.
hari Kamis yang lalu saya diwawancarai IRIB Indonesia soal surat Ayatullah Khamenei (Leader Iran pasca Khomeini) kepada para pemuda Eropa. Suratnya bisa digoogling saja, ada terjemahan Inggris dan Indonesia. Sayang yg menyebarkan surat itu di twitter akunnya malah diban oleh twitter (tanya kenapa?).
Saya bilang dalam wawancara itu, di surat pertama (Januari 2015, pasca teror terhadap redaktur Charlie Hebdo) Khamenei meminta kepada para pemuda Eropa agar mempelajari Islam dari sumber-sumber yang valid agar tidak terjebak dalam Islamophobia. Di surat kedua (pasca teror Paris bulan November), Khamenei memetakan masalah terorisme di dunia, agar para pemuda Eropa bisa menyikapinya dengan tepat. Poin-poinnya antara lain:
- 1. Terorisme mengakibatkan luka dan kesedihan yang sama bagi semua orang (korban), apapun agamanya dan dimanapun mereka tinggal.
- 2. Terorisme di Paris sangat menyedihkan, tetapi jangan lupakan bahwa terorisme yang sama telah dialami rakyat negara-negara Muslim selama bertahun-tahun. Bila rakyat Paris bisa menghindari teror dengan berlindung di rumah, rakyat Palestina, Irak, Suriah, Yaman, Afghan, dll, bahkan di rumah pun tak ada jaminan selamat, sewaktu-waktu bom bisa jatuh di atas rumah.
- 3. Sudah sangat terbukti, terorisme di negara-negara Muslim justru didukung oleh negara-negara Barat yang bekerja sama dengan "negara Badui". Sungguh ironis, negara-negara terdepan dan termaju dalam demokrasi justru bekerjasama dengan negara-negara paling terbelakang dalam demokrasi, untuk menghancurkan negara-negara Muslim yang maju demokrasinya.
- 4. Respon para pemuda di Barat secara umum terbagi dua: Islamofobia (anti/takut terhadap Islam) atau justru malah tertarik untuk bergabung ke dalam kelompok-kelompok teror atas nama Islam. Karena itu, sekali lagi, pelajarilah Islam dari sumbernya yang benar. Mana mungkin agama yang mampu membentuk peradaban tinggi yang jelas tercatat dalam sejarah, bisa menciptakan paham teror? Justru paham teror itu muncul ketika kekuatan Barat berkolaborasi dengan "negara-negara Badui" yang paling terbelakang dari sisi demokrasi dan intelektual di Timteng.
Meskipun surat ini ditujukan kepada pemuda Eropa, saya pikir pas juga untuk kita orang Indonesia, terutama karena akhir-akhir ini sebagian terlihat sangat anti-Islam dan sebagian lagi malah tergila-gila pada paham teror, Untungnya masih banyak Muslim moderat yang gigih menyebarluaskan Islam yang welas asih, meski suaranya masih sayup-sayup (karena suara tetangga sebelah jauh lebih berisik). Jangan menyerah, kawan.
0 komentar:
Posting Komentar