Sabtu, 05 Desember 2015

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimatan Timur (MUI Kaltim) KH Hamri Has menolak Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) bergerak di wilayahnya. Rencana pendirian ANNAS di kota Samarinda akhirnya terganjal karena MUI Kaltim menolaknya.

KH Hamri Haz Ketua MUI KalTim

  Ikhwal ditolaknya rencana ANNAS berawal dari kunjungan beberapa orang pemrakarsa organisasi Anti-Syiah itu ke kantor MUI Kaltim di Samarinda pada hari Kamis, 19 November 2015. Mereka melakukan temu bicara dengan Ketua MUI dan jajarannya.

Dalam pemaparan dan penjelasan, rombongan itu mencoba meyakinkan MUI bahwa gerakan anti Syi’ah ini adalah sebuah amar ma’ruf nahi munkar karena tokoh-tokoh dibalik ANNAS juga ada orang dalam tubuh MUI sendiri.

MUI Kaltim menilai keberadaan ANNAS sebagai penyulut konflik horisontal. Rombongan pelobi pendirian ANNAS itu dari kelompok intoleran yang teridentifikasi mengusung agenda radikalisme.

“Tahun 2020 akan terjadi makar Syi’ah maka dari itu kita perlu mempersiapkan diri,” kata salah satu rombongan ANNAS kepada Hamri Has.

Menanggapi ajakan itu, Ketua MUI Kaltim menanyakan kepada rombongan ‘mengapa kalian hanya mengusung gerakan anti Syi’ah saja, tidak membentuk aliansi anti aliran yang lain yang mengakui ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad saw atau aliran-aliran sesat lainnya, Siapakah dibalik semua grand desain fitnah-fitnah ini’?

Lebih lanjut Ketua MUI Kaltim mempertanyakan ‘kalau memang akan terjadi makar dari Syi’ah mengapa justru kalian yang ribut dan kebakaran jenggot dengan membentuk Aliansi Nasional, Bukankah itu domainnya TNI dan Kepolisian’?

Menurut seorang saksi yang hadir, rombongan pun diam dan tak bisa menjawabnya seraya saling tatap tanpa bicara. Melihat respon dari MUI Kaltim yang tidak akan mendukung kehadiran gerakan intoleransi maka rombongan pemrakarsa Aliansi Anti Syi’ah mohon diri.

Di akhir pertemuan itu MUI Kaltim menyatakan sikap dengan tegas menolak dan tidak akan mendukung setiap gerakan intoleransi termasuk Aliansi Nasional Anti Syi’ah (ANNAS) berdiri dan hadir di Kaltim karena kehadirannya dianggap sebagai penyulut konflik horisontal dan akan membawa Kaltim pada situasi yang tidak kondusif.


MUI Kaltim menilai hubungan yang sudah terjalin baik antara Sunni dan Syi’ah di bumi Kaltim akan tergerus provokasi masif oleh kelompok pegiat ujaran kebencian. MUI Kaltim juga menilai, ANNAS merupakan wadah untuk melakukan serangkaian cuci otak kepada umat agar sesama anak bangsa yang berbeda mazhab selalu dalam perseteruan abadi dengan terus mereproduksi fitnah. [Muslimedianews] 

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks