Sabtu, 12 Desember 2015

Oleh: Barisan Sufi Okem

Tidak biasa-biasanya saya ngomongin seleb, apalagi ustadz seleb. Tapi dua kejadian terakhir membuat saya tergerak untuk bukan sekadar ngomongin, tapi saya ingin menyatakan DUKUNGAN untuk dua ustadz seleb yang sedang menjadi incaran kaum predator syari'ah.


Sudah bukan rahasia, bahwa dakwah di media massa, apalagi media online didominasi oleh kalangan yang oleh sementara akademisi disebut sebagai kalangan modernis.
Untuk kalangan modernis lokal (Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad), selama ini tidak pernah terjadi benturan yang berarti. Yang bermasalah besar adalah para modernis impor, yang menurut Gus Mus dikatakan 'kurang paham agama, tapi teriaknya paling keras'.

Dan "kerasnya teriakan" tersebut membuat seolah-olah kaum Muslim mengaminkan saja kegaduhan-kegaduhan tersebut. Hal ini tidak lain karena selama ini kaum tradisionalis mengambil bentuk sebagai 'silent majority'.

Kalau Anda berkeliling Indonesia, dari Aceh sampai Papua, niscaya lebih banyak Anda temukan kaum tradisionalis daripada kaum modernis. Dan kaum tradisionalis ini memang dakwahnya tidak agresif. Pelan-pelan, kultural, membaur.

Yang lucu adalah ketika kemudian di daerah kaum tradisionalis ini kedatangan kaum modernis, maka seolah-olah kaum tradisionalis ini menjadi 'objek dakwah'. Seolah-olah kaum pendatang baru ini lebih paham, lebih alim, dan lebih menguasai literatur keislaman daripada si 'objek dakwah' tsb.

Tapi api karena memang kaum tradisionalis ini cenderung gak mau ribut, ya sudahlah, biarlah mereka berdakwah, selama tidak mengusik peribadatan masing-masing orang pun okelah.
Dan kaum modernis lokal yang tau diri pun bisa menempatkan diri dengan baik, maka di banyak tempat bisa dijumpai masjid yang membagi shift tarawehnya antara yang 8 dan 20, tanpa perlu ada gesekan horisontal.
Baca: Ustad Maulana telah Berkata benar
Demikian juga ketika media massa lebih banyak menampilkan pendakwah-pendakwah yang modernis, (yang memang biasanya lebih kelihatan intelek, lebih menguasai idiom-idiom modern, sehingga lebih dianggap cocok untuk kehidupan modern), kaum tradisionalis pun tidak ribut.

Belum pernah ada ceritanya seorang ulama NU, misalnya, khutbah di Masjid berapi-api mengecam isi ceramah Subuh di TV, mencela-cela penceramahnya yang mengatakan Perayaan Maulid itu bid'ah, Tahlilan itu tidak dicontohkan Nabi, dsb. Mungkin dalam pengajian khusus, ya, tapi itupun tidak berujung pada penghujatan (klasikal, apalagi massal) kepada pendakwah-pendakwah modern tersebut.

Namun belakangan ini di kalangan pendakwah modern tidak hanya diisi kalangan modernis lokal, tapi merebak kalangan modernis impor. Mereka berasal dari gerakan-gerakan internasional, berafiliasi dan berkiblat kepada ulama-ulama luar negeri, dan keras sekali dalam menyuarakan kepentingan gerakan iternasional tsb di negeri ini. Mereka menjadi seleb-seleb di televisi, media cetak maupun online, dan gencar menyuarakan ajaran mereka yang tidak menghargai ajaran-ajaran yang sudah membumi di tanah air ini. Dan ini tentunya membuat kesal. Baik para jamaah maupun para pemuka agama. Muncullah statemen dari Gus Mus seperti di atas, dari Gus Said Agil tentang darurat Wahabi, dsb.

Akhirnya ketika rasa 'kesal' tidak tertahankan lagi, tidak aneh kalau bbrp ustad seleb yang berasal dari kalangan tradisionalis mulai beraksi. Dan sebenarnya di belakang mereka ada puluhan mungkin ratusan juta orang yang sama kesalnya, tapi tidak banyak bersuara di media.

Dan sudah bisa diduga reaksi mereka yang selama ini merasa sudah menguasai media massa. Kaget, lho kok ada yang berani protes. Kecaman pun muncullah bertubi-tubi, tuduhan-tuduhan, bahkan dituntut pula ke polisi.

Maka memang sudah waktunya kaum yang selama ini menjadi silent majority tidak diam. Sudah saatnya menunjukkan bahwa para predator syariah itu sebenarnya minoritas, tapi merasa besar dengan medianya. Mereka sendiri yang menciptakan ilusi kebesaran itu, dan tidak mau ilusi itu hilang karena orang banyak menyadari kebohongannya.
Dan di sini saya nyatakan bahwa saya jelas mendukung Ustadz Maulana dan Ustadz Solmed atas apa yang telah mereka nyatakan. Mereka berdua, bersama-sama para ulama senior yang telah difitnah dan dikecam lebih dahulu, seperti Gus Dur, Cak Nur, Qurays Shihab, Gus Agil, Gus Miek, Cak Nun, dsb.
Mereka benar, dan perlu dibela dari serangan para predator syariah tsb.
#IndonesiaDaruratDengkul

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks