Kamis, 07 Januari 2016

Oleh : Ahmed Zain Oul Mottaqin 

IRAN: "LU JUAL GUA BELI !!"

Kabarnya Saudi, Bahrain, Sudan dan Djibouti resmi memutus hubungan diplomatik dengan Iran.

Apa Iran pusing?


Iran itu sudah hampir 4 dekade diembargo segala sisi baik militer, diplomatik, ekonomi, perdagangan oleh negara-negara barat pasca revolusi Islam 1979, lalu apa hari ini ia mati? Apa ia melemah? Apa ia jatuh miskin?

Tidak! Jika bukan karena embargo itu, Iran tidak akan punya misil-misil balistik semacam Sejjil, Shahab dan Ghadr. Jika bukan karena embargo tersebut, Iran tidak akan punya satelit yang ia kirim sendiri ke luar angkasa. Jika bukan karena embargo, Iran tidak akan punya ilmuwan-ilmuwan cerdas yang mandiri dalam tekhnologi nuklir. Jika bukan karena embargo tersebut, mungkin Iran hari ini hanya akan jadi bangsa manja dan pembebek kepentingan asing. Iran itu bukti nyata negara tangguh hasil kuatnya konsep "The Power of Kepepet".

Lalu empat negara ini coba mengucilkan Iran? Mungkin pemimpin Iran dan rakyatnya hanya akan terpingkal-pingkal. Memangnya apa yang sudah 4 negara itu sumbangsihkan bagi kemajuan Iran? Ke-empat negara tersebut hanyalah para 'anak mama' yang mayoritas bergantung habis-habisan terhadap USA terutama dalam persenjataan militer.

Lalu apa hari ini para 'anak mama' tersebut berlagak ingin mengucilkan sebuah bangsa yang puluhan tahun terbukti kokoh dan mandiri melewati cobaan bertubi-tubi?

Lelucon telah terjadi. Dan hanya orang-orang waras yang menyadari bahwa itu lelucon. Ironisnya para pelakunya tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya hanyalah lelucon.

Iran pernah lapar, lalu ia membuat makanannya sendiri. Iran pernah hanya bersenjatakan senapan jadul, lalu ia membuat senjata bahkan misil-misil balistiknya sendiri. Iran pernah disepelekan, lalu kini ia malah berubah menjadi salah satu kekuatan paling diperhitungkan di Timur Tengah.

Apakah ke-empat negara tersebut tidak belajar dari sejarah bahwa pengucilan dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran hanya justru akan membuat Iran menjadi lebih kuat dan mandiri.

Malah bisa jadi memang ini yang diinginkan Iran. Dengan ini Iran tidak perlu sungkan lagi mengambil sikap tegas di Yaman, tidak perlu ragu untuk memberi sumbangsih lebih nyata bagi perlawanan rakyat di Qatif Saudi. Sudah momen yang tepat bagi Iran untuk berteriak lantang di hadapan Saudi dkk,"Lu jual gua beli !".

Iran punya pemimpin kharismatik yang telah melewati pengalaman embargo berpuluh tahun. Iran punya pemimpin kharismatik yang jangankan hanya untuk berlapar ria, untuk mati pun puluhan juta rakyatnya rela pasang badan demi bangsa dan pemimpin besarnya.

Lalu siapa ke-empat negara tersebut? Prestasi apa yang sudah mereka hasilkan bagi bangsanya sendiri? 

Satu hal yang membuat saya tertawa adalah ketika membaca berita dari CNN kemarin, dimana rakyat Iran justru menjadikan aksi ke-empat negara tersebut sebagai bahan lelucon.

Contohnya Djibouti, dalam harian Telegram di Iran, seorang warga Iran berkata, "Satu hal bagus dibalik putusnya hubungan diplomatik ini adalah setidaknya kami jadi belajar geografi. Setidaknya kami tahu ada sebuah negara di dunia yang bernama Djibouti dan dimana lokasinya."

Sebuah bukti bahwa bangsa Iran bukan hanya kuat dan mandiri, tapi mereka juga punya selera humor yang tinggi. Jangankan untuk merasa takut, mereka bahkan menjadikan peristiwa ini sebagai bahan guyonan.

Seekor singa takkan pernah kehilangan tidur nyenyak hanya karena tingkah para domba.

Tag: #Embargo Iran, #Diplomatik Iran, #Embargo ekonomi, #Hubungan Diplomatik 

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks