Minggu, 15 November 2015

Erdogan memperingati Asyura di Turki

Erdoğan sejauh ini dikenal bersikap positif terhadap komunitas Muslim-Syiah di Turki dan bahkan pernah menyampaikan pidato dalam peringatan Asyura di Turki.

Pada 23 Oktober lalu, misalnya,Erdoğan mengundang perwakilan komunitas Alevi Turki untuk hadir di paviliun Ottoman, Istanbul, Turki. Seperti di beritakan Dailysabah.
com, agenda dalam kesempatan itu adalah berbuka bersama usai menunaikan puasa sunah 10 Muharram yang bertepatan pada tanggal itu. 10 Muharram juga diperingati sebagai hari wafatnya cucu Rasulullah Muhammad yang terbunuh dalam pertempuran di Karbala, Irak, pada 680 M.

Komunitas Alevi adalah satu dari sekian kelompok yang lahir dan tumbuh dalam tradisi spiritual Islam atau sufisme. Kata Alevi merujuk pada nama Ali, sahabat yang juga sepupu plus menantu Rasulullah Muhammad saw dan Imam bagi pengikut Syiah. Doktrin keagamaan kelompok ini mengacu pada salah satu mazhab dalam Syiah, yaitu Syiah Imamiyah atau Syiah 12 Imam. Di Indonesia, kelompok ini dikenal dengan sebutan Alawiyah. Adapun Erdoğan adalah Muslim Sunni pengikut mazhab fikih Imam Hanafi.

(baca: Khalifa Arya Bima Larang peringatan Asyura di Bogor)

Di Turki, komunitas Alevi adalah kelompok keagamaan terbesar kedua setelah Sunni-Hanafi. Badan kependudukan Turki tidak memiliki angka resmi berapa jumlah komunitas Alevi. Tapi, menurut satu penelitian akademik yang dapat dipercaya, populasi Alevi diperkirakan sekitar 20 juta dari total populasi 77 juta di Turki atau setara sekitar 20 persen.

Interaksi Erdoğan sebagai pejabat publik dengan komunitas Muslim Syiah di Turki bukan terjadi pada kesempatan itu saja. Sebelumnya, pada 2010, Erdoğan menghadiri peringatan Asyura di Halkali, Turki, dan menyampaikan pidatonya di hadapan komunitas Alevi dan jamaah Muslim Syiah dari berbagai negara. Ketika itu Erdoğan masih menjabat sebagai Perdana Menteri Turki.

Peringatan Asyura itu juga dihadiri Mantan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Velayati. Pidato Erdoğan dan kemeriahan peringatan Asyura itu bisa dilihat pada video dibawah.

Dalam pidatonya, Erdoğan menyatakan bahwa tragedi di Karbala harus diperingati bukan untuk memecah-belah umat Islam, tapi justru mempererat persaudaran di dunia Islam. “Kemartiran Hussein bukanlah perpisahan tapi bersatunya kembali, itu bukan akhir tapi awal,” kata Erdoğan dalam pidatonya di hadapan ribuan Umat Islam Syiah pada akhir Desember 2010, seperti diberitakan hurriyetdailynews.com.

Karena itu, sambung Erdoğan, siapa pun yang berusaha menciptakan permusuhan dari peristiwa Karbala itu adalah orang-orang yang telah mengkhianati warisan cucu Rasulullah tersebut.

“Luka Karbala masih hidup di dalam hati kita, bahkan setelah 1370 tahun,” kata Erdoğan.

Pidato itu Erdoğan sampaikan bukan dalam situasi politik dalam negeri Turki yang sedang adem ayem. Ia mengambil risiko dengan hadir dan menyampaikan pidatonya itu di tengah-tengah perdebatan di kalangan internal Muslim Sunni Turki terkait dukungan Ankara pada pemerintah baru di Irak pasca Saddam Hussein.

Mendengar pidato Erdoğan yang positif itu, Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr mengirim surat kepada Erdoğan untuk menyampaikan rasa terima kasih.

“Anda telah menyentuh hati setiap Muslim. Anda telah melakukan apa yang tidak pemimpin Muslim lainnya lakukan,” puji al-Sadr dalam suratnya kepada Erdoğan.

Erdoğan sudah menunjukkan diri sebagai pemimpin Muslim yang positif terhadap komunitas Muslim Syiah.

Lihat Video nya»»


Persoalannya sekarang, apakah para Wahabi yang selalu memfitnah Syiah dan Menjadikan Erdogan sebagai idola itu akan mengikuti sikap dan pandangan pujaannya itu yang positif terhadap komunitas Muslim Syiah? Atau justru konstituen dan kader Wahabi Penghayal Khilafah itu berhenti mengagumi Erdoğan karena dirinya dinilai dekat dengan komunitas Muslim Syiah dan mengikuti peringatan Asyura atau bahkan menganggap Erdoğan Taqiyah?

Sumber: Madinah online
Editor: Ali Mahdi

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks