Selasa, 26 Januari 2016



ARMENIA, RUSIA, TURKI & JERMAN

 Oleh: Sulaiman Djaya

Pada perang dunia pertama, sekira satu setengah juta warga Armenia dibantai Turki, perempuan-perempuan Armenia disalib dalam keadaan telanjang setelah diperkosa. Demikianlah ketika Bashar Al-Assad mengetahui Turki mendukung salah-satu faksi geng perang, yaitu Teroris Front Al-Nusra (bersamaan dengan ketika agressi terhadap Suriah dilancarkan), Bashar Al-Assad segera menekan Rusia agar Rusia turun tangan demi menghindari tragedi itu terulang.

Kala itu, di tahun 1913, kaum ultranasionalis Young Turks mengambil alih kekuasaan di Konstantinopel (Istanbul). Mereka adalah Mehmed Talat Pasha, Ismail Enver Pasha, dan Ahmed Djemal Pasha (arsitek pembantaian). Pada 1914, Turki masuk dalam kancah Perang Dunia I, berpihak kepada Jerman dan Kekaisaran Austro-Hongaria setelah menandatangani perjanjian rahasia dengan Jerman dan mendirikan Aliansi Ottoman-Jerman pada Agustus 1914, dengan tujuan melawan Rusia sebagai musuh.

Pada Oktober 1914, Turki melancarkan serangan ke pelabuhan-pelabuhan Rusia dan menyatakan orang Armenia ”musuh internal”. Para pemimpin militer berargumentasi bahwa orang-orang Armenia adalah pengkhianat. Orang Armenia membentuk batalion relawan untuk membantu tentara Rusia melawan orang Turki di kawasan Kaukasus. Hal ini membuat orang Turki curiga kepada orang Armenia dan memaksa mereka keluar dari zona perang di front timur.

Pada Februari 1915, Talat Pasha memberi tahu kepada Duta Besar Jerman bahwa inilah saatnya memberi jawaban atas pertanyaan tentang Armenia. Komite Pusat Ottoman membahas rencana ”menghapus bangsa Armenia”.

Pada 24 April 1915, pembantaian dimulai. Pada hari itu pemerintahan Ottoman menangkap dan mengeksekusi ratusan intelektual Armenia di Konstantinopel. Setelah itu, rakyat Armenia dipaksa keluar dari rumah mereka dan dibiarkan mati ketika berjalan kaki di tengah gurun Mesopotamia tanpa makanan dan tanpa air. Mereka ditelanjangi dan dipaksa berjalan kaki di bawah sengatan terik matahari sampai akhirnya meninggal dunia. Mereka yang berhenti untuk beristirahat ditembak mati.

Singkat kata, tidak usah heran kalau Turki saat ini pro NATO (dan anggota NATO), karena dari dulu (sejak perang dunia pertama) juga Turki adalah anggota NATO (pro aliansi Barat). Hal itu berbeda dengan Persia (Iran) yang tetap 'mempertahankan' identitas Asia Tengah dan Mediteranianya. Kesimpulannya: Persia is the best than Turks (orang Persia itu lebih cerdas dan lebih beradab ketimbang orang Turki).

NB: "Aku tidak bangga kepada muslim yang keji, karena agama Islam yang kuketahui tidak mengajarkan kekejian". Moral perang Turki sangat bertentangan dengan ajaran Islam, di mana dalam etika Perang Islam, adalah haram mutlaq menganiaya dan membantai warga sipil....Wajar jika Presiden Muslim Chechnya, yaitu Ramzan Kadyrov, pernah menyindir Turki (Erdogan) sebagai bangsa yang memalukan dalam konteks konflik di Suriah.

JASMERAH, kata Bung Karno, pelajari dan renungkanlah sejarah alias jangan sekali-kali melupakan sejarah....

1 komentar:

  1. hati2 ini penyesatan sejarah.fakta tidak berkata demikian.ini kebalik 180 derajat.situs pemecah belah kedamaian

    BalasHapus

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks